Latest News

Tuesday, 17 September 2013

The Postcard Killers



The Postcard Killers
James Patterson & Liza Marklund @ 2010
Grand Central Publishing - 2011
385 page
(MPH @ Raffles City Singapore)

Detektif Jacob Kanon terbang dari Amerika ke Benua Eropa. Bukan untuk berlibur tentunya, tapi memburu pembunuh para pasangan muda yang sedang berlibur ke beberapa negara di Eropa. Detektif Kanon sendiri punya motif pribadi, karena salah satu dari para korban adalah anak perempuannya sendiri, bernama Kimmy Kanon. Kimmy ditemukan tewas bersama tunangannya di salah satu hotel di Florence, Roma. Korban lain ditemukan di Paris, Kopenhagen, Frankfurt dan Stockholm. Para korban dijerat dengan daya pikat sang pelaku. Korban yang ingin berlibur dan menemukan teman baru, tentu saja tidak bisa menolak persahabatan yang ditawarkan, yang pada akhirnya menjebak mereka.  Dari setiap foto para korban, ditemukan sebuah pola. Di mana posisi para korban mirip dengan karya-karya seni terkemuka di kota tempat mereka ditemukan. Selain itu, harta benda para korban juga lenyap.

Seorang reporter muda bernama Dessie Larsson mendapatkan sebuah kartu pos, yang berisi sebuah pesan singkat dari orang yang diduga melakukan pembunuhan. Maka, Detektif Kanon pun mendekati Dessie, untuk diajak bekerja sama dan menawarkan diri untuk membantu kepolisian Swedia. Dessie pun mengirimkan surat balasan terbuka untuk memancing pelaku kejahatan itu.

Taktik ini membuahkah hasil, meskipun akhirnya kembali menemukan jalan buntu. Pasangan Sylvia dan Malcom Rudolph lepas dari tuduhan sebagai pelaku pembunuhan karena mereka punya alibi yang kuat. Tapi, Detektif Kanon dan Dessie tetap yakin bahwa merekalah pelaku yang sebenarnya.

Sesungguhnya, ide cerita yang ditawarkan menarik, tapi sayang, kenapa terasa kurang �nendang�. Kurang terasa ketegangannya. Masih ada yang terasa �menggantung� atau nanggung. Entah, mungkin gue terlewat kali ya. Ya jujur aja, gue masih rada kurang jelas sama motif dari pelaku. Apa hanya untuk �mengapresiasikan� dari seni yang mereka kagumi tapi dengan cara yang �ekstrim�, atau karena adanya trauma di masa lalu?  Dan apa yang membuat seorang Dessie Larsson terpilih untuk mendapatkan kartu pos itu? Rasanya menyebalkan ketika selesai membaca satu buku, tapi harus ditutup dengan pertanyaan-pertanyaan. Kali akan lebih keren, kalo ada sebuah bab, yang isinya flashback, yang kira-kira menggambarkan latar belakang karakter si pembunuh itu terbentuk.

Gue sempat semangat ketika dengan keberhasilan Dessie dalam menemukan sebuah petunjuk. Yah, abaikan saja cerita selingan sebagai bumbu pelengkap di dalam buku ini, meskipun rada membuat gue sebal.

Gue pernah membaca beberapa karya James Patterson yang lain, dan buku-buku itu sanggup membuat gue deg-degan dan ikut terpacu dengan ketegangan yang ada. Satu hal yang membuat gue bisa menyelesaikan buku ini dengan lumayan cepat, adalah karena bab-bab cerita yang pendek, yang mau tidak mau membuat alur cerita juga cepat. Yah, buku ini oke lah untuk menemani waktu libur. Mau sedikit tegang, tapi pengen mencari cerita yang cepat selesai.

Wednesday, 4 September 2013

The Empress of Ice Cream



The Empress of Ice Cream (Semanis Es Krim)
Anthony Capella @ 2010
Gita Yuliani K. (Terj.)
GPU, Juni 2013
552 Hal.
(via @HobbyBuku)

Carlo Demirco hanyalah seorang bocah biasa dari keluarga miskin. Saat berusia 7 tahun, ia diambil oleh Ahmad dan dijadikan pesuruhnya. Ahmad ini adalah pembuat sherbet keluarga Medici. Semua yang dilakukan Ahmad bersifat rahasia. Tapi Demirco mempunyai rasa ingin tahu yang besar terhadap es, hingga ia harus kehilangan jari tangannya karena terlalu lama dikurung dalam ruang penyimpanan es. Tapi, itu tidak membuatnya kapok. Demirco kerap melakukan percobaan dengan bahan-bahan yang dimiliki Ahmad. Dan ketika beranjak remaja, Demirco bertemu dengan Lucian Audiger, pria Prancis yang ingin menjadi confectioner � menurut �hemat� gue, adalah pembuat makanan penutup, hidangan yang manis-manis.

Maka, Demirco pun lari meninggalkan Florence dan pergi  bersama Lucian ke Perancis. Lewat sogokan, relasi, diplomasi dan biaya yang mahal, juga perjuangan yang ulet, akhirnya keahlian Demirco diakui oleh Louis XIV, sang Raja Perancis. Nah di jaman itu, suguhan manis-manis tampaknya jadi suatu hal yang mewah dan hanya bisa dinikmati oleh para raja. Dan hanya raja juga yang berhak menentukan siapa yang ingin ia ajak untuk menikmati suguhan istimewa itu.

Lama-lama Demirco jadi terlena dengan kehidupan yang serba mewah dan bebas itu. Tapi, ketika ia bertemu dengan salah satu dayang-dayang ratu, bernama Louise de Karoulle, ia pun jatuh cinta dan berniat mengawininya, tapi sayangnya, cintanya ditolak.

Dan ketika  Louis XIV ini ingin membujuk Raja Inggris, Charles, agar menandatangani sebuah perjanjian penting yang akan menguntungkan Perancis, maka diutuslah Louise dan Demirco untuk membujuk dan memperngaruhi Charles. Louise, tentu saja dengan kecantikannya, dan Demirco dengan keahliannya dalam membuat es krim, yang ketika itu belum populer di Inggris.
 
Louise de Kerroualle - via http://www.gogmsite.net/
Raja Charles II - via Wikipedia
Louise digunakan untuk kepentingan politik. Ia harus berhasil membuat Charles tergoda, mengorbankan kehormatannya demi keberhasilan misi Raja Louis XIV. Louise dibenci, dihina, harus bersaing dengan para gundik raja yang lain. Louise, dari seorang gadis polos berubah menjadi perempuan yang berpengaruh. Ia mengumpulkan berbagai harta, membuat beberapa keputusan yang penting. Orang-orang banyak yang membencinya, seorang gundik raja yang juga artis pangung bernama Nell Gwynn, terang-terangang mengolok-olok Louise dalam setiap peran yang ia mainkan. Tapi, Louise tetap tenang.

Nell Gwyn - via Wikipedia
Dan sementara itu, Demirco harus selalu membuat hidangan es yang istimewa. Ada satu titik, di mana akhirnya, ia harus kecewa, karena dipermainkan oleh Louise. Kejadian ini yang menjadi titik balik, dan membuatnya sadar, bahwa inilah saatnya ia benar-benar harus membuat keputusan untuk masa depan yang selanjutnya. Tak peduli, bahwa hidupnya selama ini tergantung pada orang-orang yang sangat berpengaruh.

Apa yang istimewa dari buku ini? Terus terang, gue sempat merasa gak nyaman membaca buku ini. Di jaman itu tuh, rasanya bukan hal yang aneh ketika raja punya banyak pasangan. Satu istri sah, tapi selir atau gundiknya di mana-mana. Bahkan, juga  bukan rahasia kalau perempuan berhubungan dengan laki-laki lain yang bukan suaminya.

Udah gitu, raja ini boros banget ya. Pesta-pesta, judi, belum lagi hadiah-hadiah mewah, istana, apartemen mewah dan berbagai kemewahan lainnya. Dan si Raja Charles ini dikatakan bukanlah laki-laki yang setia. Untuk itu Louise perlu menjaganya, agar tidak berpaling ke perempuan lain. Sekali raja berpaling, berarti kedudukannya juga terancam. Yang pasti demi kepentingan politik, perempuan jadi umpan.

O ya, yang istimewa, setidaknya buat gue, adalah membayangkan proses pembuatan es krim itu. Gila ya, jaman dulu itu, ternyata nanas adalah buah yang sangat istimewa. Gue merasa geli ketika orang-orang jadi norak pas pertama kali mereka ngeliat buah nanas.

Lewat sosok Hannah, seorang pelayan di tempat Demirco menginap, kita akan menemukan seorang perempuan yang keras, tapi punya pendirian. Dia tahu apa yang harus ia putuskan agar ia bisa mendapatkan sebuah kebebasan, untuk menjadi manusia yang bebas tanpa terikat dengan berbagai embel-embel.

�Yang lebih baik yang bisa kuinginkan? .. �Kerajaan tanpa raja. Gereja tanpa gereja. Negeri di mana tidak ada ikatan kewajiban ; tidak ada kewajiban mengenai hak milik, hak istimewa, ataupun kelahiran. Tempat di mana tidak ada manusia terlahir dengan sanggurdi di punggungnya agar manusia lain dapat menungganginya. Tempat setiap laki-lali bisa memilih cara beribadahnya ; dan setiap perempuan juga, dan hukum satu-satunya yang kami patuhi adalah yang tertulis dalam hati kami. Jika kami butuh pemimpin, kami akan memilih mereka. Jika kami butuh undang-undang, kami akan membuatnya sendiri.�

(hal. 522)

Tuesday, 3 September 2013

Wishful Wednesday 45





Udah Rabu lagi ya? Berasa lama sekali minggu ini. Bosan sebosan-bosannya� Untung ada Wishful Wednesday, berkhayal pengen buku apa, bisa jadi mood booster.

Salah satu tem abaca bareng BBI bulan ini adalah buku ber-genre Distopia (tapi bukan yang Young Adult), di salah satu daftar yang direkomendasikan oleh Ndari, ada buku The Handmaid�s Tale (Margaret Atwood). Waktu gue baca sinopsisnya, tampak menarik, meskipun sedikit �horor� buat gue. Tapi, gpp lah, kali2 bisa menemukan buku ini, jadi bisa diikutin buat posting bareng.

 

Ini nih sinopsisnya:

Offred is a Handmaid in the Republic of Gilead. She may leave the home of the Commander and his wife once a day to walk to food markets whose signs are now pictures instead of words because women are no longer allowed to read. She must lie on her back once a month and pray that the Commander makes her pregnant, because in an age of declining births, Offred and the other Handmaids are valued only if their ovaries are viable. Offred can remember the years before, when she lived and made love with her husband, Luke; when she played with and protected her daughter; when she had a job, money of her own, and access to knowledge. But all of that is gone now..

Mau berkhayal juga, mari ikutan Wishful Wednesday dulu, liat rules-nya dulu ya:
  1. Silakan follow blog Books To Share � atau tambahkan di blogroll/link blogmu =)
  2. Buat posting mengenai buku-buku (boleh lebih dari 1) yang jadi inceran kalian minggu ini, mulai dari yang bakal segera dibeli, sampai yang paling mustahil dan hanya sebatas mimpi. Oya, sertakan juga alasan kenapa buku itu masuk dalam wishlist kalian ya!
  3. Tinggalkan link postingan Wishful Wednesday kalian di Mr. Linky (klik saja tombol Mr. Linky di bagian bawah post). Kalau mau, silakan tambahkan button Wishful Wednesday di posting kalian.
  4. Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah ikut share wishlistnya di hari Rabu =)

Wednesday, 28 August 2013

Pada Suatu Hari Nanti/Malam Wabah



Pada Suatu Hari Nanti/Malam Wabah
Sapardi Djoko Damono
Bentang, Juni 2013
94 Hal/88 Hal.
(Gramedia Plasa Semanggi)

Ketika bajay BBI sedang �heboh� untuk membaca puisi-puisi Sapardi Djoko Damono, secara gak sengaja gue �menemukan� buku ini di Gramedia Plasa Semanggi. Masih gres, fresh from the oven. Segera saja, tanpa ragu-ragu dan pikir panjang, gue membawa buku ini ke kasir.

Ada dua bagian atau tema kumpulan cerita di dalam buku ini, Pada Suatu Hari Nanti dan Malam Wabah. Mari.. mari.. gue coba untuk �mengupas� satu per satu. Biar keliatan apa yang bikin dua bagian ini berbeda.


Gue membaca bagian Pada Suatu Hari Nanti terlebih dahulu, karena ternyata di bagian ini berisi kumpulan cerpen yang merupakan interpretasi SDD atas dongeng-dongeng yang sudah kita kenal selama ini� well, at least gue lumayan familiar dengan beberapa dongeng yang di�ceritakan kembali� di sini. Ada humor yang diselipkan di dalam cerita-cerita ini.

Misalnya nih, Dongeng Rama-Sita, gue mungkin gak terlalu akrab dengan cerita-cerita pewayangan, tapi sedikit banyak gue tau, kalo Rama ini pasangannya Sita. Rama yang ganteng, gagah dan Sita yang cantik jelita dan anggun. Mereka diibaratkan bagai titisan para dewa-dewi. Di sini digambarkan Rama yang pasrah tapi cerdik, harus menghadapi Sita yang tiba-tiba jadi �ganjen�.

Lalu ada Ratapan Anak Tiri, yang ternyata ratapannya gak setragis yang selama ini digambarkan di sinetron; Hikayat Ken Arok, seorang preman yang terpesona sama betis seorang perempuan dan rela melakukan apa saja demi si betis itu; Pada Suatu Hari Nanti, kisah Nawang Wulan yang menanti datangnya sepucuk surat di kotak pos; Dongeng Kancil, tentang si kancil yang terlunta-lunta nasibnya karena si Juru Dongeng yang selama ini sudah memberi cap pada si kancil sebagai hewan yang tukang bohong, pencuri dan nakal.

Adalagi, Nonton Ketoprak Sampek-Kentaek, Solo, 1950 � kisah Romeo dan Juliet rasa Mandarin, atau si Malin Kundang yang mencari ibunya biar gak dikutuk dalam cerpen dengan judul yang super panjang, �Sebenar-benarnya Dongeng tentang Malin Kundang yang Berjuang Melawan Takdir Agar Luput dari Kutukan Sang Ibu.�

Dua cerpen yang gue gak kenal �asli�nya adalah Crenggi dan Ditunggu Godot.


Sementara di bagian kedua, Malam Wabah, berisi cerita-cerita yang baru, di mana di sini benda mati diberi kesempatan untuk bicara, atau cerita-cerita tentang pikiran orang-orang yang mengembara, berkelana ke mana-mana.

Beberapa cerita yang �nyangkut� dan mudah dicerna adalah kisah Rumah-Rumah, �curahan hati� rumah-rumah yang terbengkalai, kenapa sampai gak ada yang ngontrak � menarik nih, lalu kisah Sepasang Sepatu Tua � tentang pemilik sepatu yang cinta banget sama sepatu butut dan berdebunya, Ketika Gerimis Jatuh � �pergolakan batin� seorang anak kecil yang resah karena ayahnya belum pulang, bikin terharu, Bingkisan Lebaran, tentang anak kecil yang pengen sekali-sekali pulang kampung dan ngerasa bebas, Membimbing Anak Buta � cerita seorang ibu yang nyeritain apa yang dia lihat sama anaknya yang buta � dan satu cerita lagi yang gue suka adalah Membaca Konsultasi Psikologi.

Cerita yang gue baca pas banget sama Lebaran adalah Jemputan Lebaran, tentang seorang bapak tua yang merasa sendiri di tengah kehebohan lebaran, sampai-sampai dia bertanya-tanya, apa dia juga sudah benar-benar kenal dengan lebaran?

Masih ada cerita Membunuh Orang Gila � tentang seorang pria yang tak sengaja menabrak orang gila dan justru ia merasa sangat kehilangan dan bersalah.

Sementara cerita-cerita lainnya � Membunuh Orang Gila, Daun di Atas Pagar, Rel, Suatu Hari di Bulan Desember 2002, Malam Wabah dan Gadis Jilbab di Dalam Angkot � ma�af� gak lupa dan gak ngerti .. hehehe..

Secara keseluruhan sih, gue lebih suka baca bagian Pada Suatu Hari Nanti, lebih seru membaca dongeng yang tiba-tiba jadi kisah yang �ajaib�, yang melenceng dan sedikit �kacau�. Sementara di bagian Malam Wabah, kisah Rumah-Rumah yang berkesan. Gue juga jadi inget salah satu cerita di Dongeng Sekolah Tebing � Clara Ng, tentang Rumah No. 13 yang gak pernah ada mau dipakai orang.

Wishful Wednesday 44




Akhirnya, lanjutan yang dinanti-nanti akan segera terbit. Dulu yang pertama, juga ikutan masuk ke WW, sekarang yang kedua, masuk juga deh. Gue suka dengan covernya yang biru, terus dengan pinggiran kertasnya yang ada glitter-glitter birunya juga.

Tapi, bukan karena penampilannya aja, melainkan juga karena ceritanya, yang gabungan antara fantasi, cerita anak/remaja dan tentu saja, ada makanannya.


Berikut sinopsisnya:

Rosemary Bliss rela melakukan apa pun untuk mendapatkan kembali Buku Resep ajaib milik keluarganya. Maka, dia menerima tantangan Bibi Lily untuk mengikuti kompetisi masak internasional di Paris. Jika Rose menang, Bibi Lily akan mengembalikan bukunya. Jika tidak, maka buku itu akan hilang selamanya. Didampingi keluarganya, kakek buyutnya, seekor kucing sarkastik, dan tikus Prancis, Rose berjuang demi menciptakan masakan spesial yang bisa membuatnya jadi pemenang. Bersama Ty dan Sage, Rose pun berkeliling Paris demi mendapatkan bahan-bahan ajaib: Rahasia Senyum Monalisa, Dentang Lonceng Notre Dame, Bisikan Kekasih, sampai Hujan Murni dari Puncak Eiffel.

Rose benar-benar tidak boleh kehilangan Bliss Cookery Booke untuk kedua kalinya!

Mau berkhayal juga, mari ikutan Wishful Wednesday dulu, liat rules-nya dulu ya:
  1. Silakan follow blog Books To Share � atau tambahkan di blogroll/link blogmu =)
  2. Buat posting mengenai buku-buku (boleh lebih dari 1) yang jadi inceran kalian minggu ini, mulai dari yang bakal segera dibeli, sampai yang paling mustahil dan hanya sebatas mimpi. Oya, sertakan juga alasan kenapa buku itu masuk dalam wishlist kalian ya!
  3. Tinggalkan link postingan Wishful Wednesday kalian di Mr. Linky (klik saja tombol Mr. Linky di bagian bawah post). Kalau mau, silakan tambahkan button Wishful Wednesday di posting kalian.
  4. Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah ikut share wishlistnya di hari Rabu =)

Monday, 26 August 2013

The Graveyard Book



The Graveyard Book (Cerita dari Pemakaman)
Neil Gaiman @ 2008
Lulu WIjaya (Terj.)
GPU, Maret 2013
351 Hal
Untuk usia 11 tahun ke atas
(via @HobbyBuku)

Tersebutlah seorang anak bernama Nobody Owens, atau yang kemudian dipanggil dengan nama Bod. Ia anak yatim piatu yang tumbuh di sebuah pemakaman. Sejak bayi ia diasuh oleh pasangan hantu Mr. dan Mrs. Owens. Taman bermain dan sekolahnya adalah pemakaman, teman-teman dan gurunya adalah para hantu. Ia �terjebak� di pemakaman ini karena orang tua dan kakaknya tewas dibunuh oleh seorang pria bernama Jack. Bod luput dari tragedi itu karena rasa ingin tahu dan berpetualang khas bayi yang menyelamatkannya. Bod dilindungi dari segala kejahatan yang masih memburunya, dilengkapi dengan pengetahuan dari para arwah yang menjaganya sampai ia kelak siap untuk meninggalkan pemakaman itu dan menghadapi dunia luar yang sesungguhnya. Bod diberikan hak istimewa hingga ia bisa melihat para arwah, berbicara bahkan menyentuh mereka. Dan lewat walinya, Silas, Bod memuaskan rasa ingin tahunya tentang dunia luar. Bod juga suka membaca. Ada banyak buku-buku yang di dalam makam, milik para �penghuni� pemakaman itu.

Di pemakaman ini banyak hal yang menarik bagi Bod � ia diajarkan cara Memudar, Menghantui Mimpi, bertemu makhluk aneh bernama ghouls, berteman dengan seorang gadis yang dibunuh karena disangka penyihir, mengalami malam aneh dan misterius pada hari Tarian Kematian.

Mungkin agak terlalu gelap untuk buku bagi anak-anak. Dan harus sedikit hati-hati dengan adegan pembunuhan di awal cerita ini. Lumayan sadis menurut gue. Tapi, buat gue, sebuah kisah petualangan � jenis apa pun akan selalu menarik. Pemakaman, tempat yang selama ini selalu dikatakan sebagai tempat yang angker, menakutkan dan penuh dengan makhluk-makhluk halus, membuat anak-anak atau orang dewasa sekali pun �malas� untuk lewat apalagi kalau menjelang malam.

Banyak kan kisah-kisah seputar pemakaman yang disebarluaskan turun-temurun, lengkap dengan bumbu-bumbu cerita yang pastinya makin hari bumbunya makin banyak dan bikin �sedap�.. hehehe.. contoh aja, kisah di kuburan Menteng, kisah pastor yang membawa kepalanya sendiri (aduh� nulis ini gue berasa horor sendiri kan?)

Tapi, di dalam The Graveyard Book ini, gue seolah �melihat� sisi lain dari sebuah pemakaman. Mungkin karena sejak kecil dikelilingi hantu, Bod justru nyaris tak mengenal rasa takut sama hantu. Dan sebagai anak yang mulai tumbuh, Bod juga ingin berteman dengan manusia dan keluar dari pemakaman. Namun, dunia luar tidak lah ramah seperti di dalam pemakaman.

Di sini, pemakaman bagaikan tempat yang menarik. Bukan karena bagus dan mewah seperti San Diageo Hills, tapi dari pandangan seorang anak kecil, di tempat ini banyak hal yang ia bisa jelajahi. Bahaya, pasti� tapi semakin dilarang, semakin pengen tau, toh�

Ini adalah salah satu �nasihat� dari penghuni pemakaman untuk Bod

�� Kalau kau tidak berani mempertaruhkan apa pun, tak ada hal yang akan kau peroleh di ujung hari.�

(hal. 266)

Dan rasanya, kasih sayang orang tua itu gak mengenal �wujud�, meskipun kalau dalam cerita ini, lebih banyak Silas yang berperan, tapi ada bagian-bagian di mana Mr. dan Mrs. Owen peduli dengan Bod. Lihatlah nyanyian Mrs. Owens untuk Bod, bagaikan sebuah doa keberhasilan bagi Bod.

�Tidurlah bayi kecilku, oh
Tidurlah hingga kau bangun
Waktu bangun, kau akan melihat dunia
Kalau aku tak keliru

Ciumlah seorang kekasih
Tarikanlah sebuah lagu
Temukan namamu
Dan harta karun yang terkubur

Hadapilah hidupmu
Kepedihannya, kenikmatannya
Jangan biarkan satu jalan pun
Tak tertempuh��

(hal. 349 � 350)

The Graveyard Book memperoleh penghargaan Newberry Medal pada tahun 2009.

Tulisan ini dibuat untuk event:

 

Wednesday, 21 August 2013

Selama Kita Tersesat di Luar Angkasa





Maggie Tiojakin
GPU, Juli 2013
241 Hal.
(Gramedia Mal Ciputra)

Agak ragu awalnya membeli buku ini, selain kadang kurang sreg sama kumpulan cerpen, juga karena tulisan �absurd� di covernya. Yang udah-udah, memang gue sering menemukan cerita absurd dalam kumce dan pada akhirnya gue bingung� entah penulisnya yang terlalu canggih merangkai kata-kata, atau emang gue yang gak  nyampe otaknya� Tapi, cover-nya menarik hati� jadi, gue pun luluh.

Tapi, apa yang terjadi??? Baiklah� cerita pertama, gue masih membutuhkan penyesuaian, gue sedikit kurang �mudeng� dengan cerita ini. Meskipun di dalam cerpen Tak Ada Badai di Taman Eden ini, gue sekilas menangkap rasa kesepian, rindu dan rasa akan sesuatu yang jauh dari sang suami, Barney. gue mempersiapkan diri untuk lanjut ke cerita kedua dengan harapan, semoga di cerita-cerita selanjutnya, gue mulai bisa akrab dengan yang namanya si �absurd� ini.

Cerita kedua ini adalah satu cerita yang ending-nya bikin gue kepo, berjudul Kristallnacht. Begitu selesai, gue bertanya, �Hah? Udah nih� jadi gimana dong? Apa yang mau dia sampaikan?� Dan.. berakhirlah cerita itu, dengan menyisakan rasa penasaran dalam diri gue.

Mungkin layaknya sebuah cerita yang absurd, tak normal atau yang tak masuk akal, cerita bisa berakhir dengan cara yang tak terduga, benar-benar melenceng dari apa yang kita ikuti ketika kita mulai membaca cerita, seperti cerita Fatima � cerita yang diawali dengan sebuah adegan seru dan menegangkan, mirip film-film action. Sebuah misi rahasia yang harus dijalankan dengan hati-hati. Bersiaplah untuk tertawa sendiri, ketika sampai di akhir cerita dan, mungkin sedikit berseru, �Sial�!� (eh.. apakah gue mulai gak normal karena tertawa baca cerita ini?)

Coba deh, apa anehnya dua orang yang lagi main online game, udah sering baca atau denger kan orang-orang yang kecanduan dengan online game sampai males makan, malas bersosialisasi sampai-sampai seolah kehidupan di dalam game itu sesuatu hal yang sangat serius. Suatu Saat Kita Ingat Hari Ini � judul yang indah, yang bisa membuat orang berpikir akan membaca cerita yang romantis, atau persahabatan yang indah.

Dan kalau gue membaca dies irae, dies illa � gue terbayang The Hunger Games, kota yang �hancur� yang pemberontakan, penduduk yang bersembunyi, anak-anak yang mencuri roti demi bertahan hidup, pemerintah otoriter, yang tak segan membantai warga demi kekuasaan.

Satu lagi yang bikin gemes setelah membaca cerita ini, karena akhir cerita yang bikin pengen �ngamuk� karena menggantung, Panduan Umum Bagi Pendaki Hutan Liar � apakah ini cerita macam 5cm? Dengan remaja pendaki gunung yang tampak tangguh dan penuh jiwa patiotisme? Bukan?? Ini kisah sederhana antara ayah dan anak perempuan. Yang bikin senyum-senyum, adalah sang ayah yang gak sadar anaknya mulai beranjak remaja, risih sendiri ngeliat perlengkapan pribadi anak gadisnya itu�. Ee� tapi, bukan itu sih ceritanya�.

Dalam Saksi Mata, gue jadi bertanya-tanya, apa ini juga gambaran yang terjadi di dalam masyarakat? Tidak peduli, repot, ketakutan, merasa ini bukan urusannya, terserah deh, mau terjadi apa sama orang � loe-loe, gue-gue. Urusin aja masalah loe sendiri�

Kisah tragis pertama di dalam buku ini adalah Labirin yang Melingkar-lingkar dalam Sangkar � tokoh Danno yang terobsesi dengan bangunan-bangunan tua. Kenapa tragis? Baca deh, ntar spoiler lagi� yang pasti bikin kisah ini berasa jadi mistis.

Nah, dua cerita yang membuat gue pengen �menggetok� kepala cowok adalah Ro-Kokdan Jam Kerja. Ini tentang halusinasi, imajinasi laki-laki, kalau lagi pikirannya kosong. Jangan pernah nyuruh laki-laki milih, daripada be-te sendiri.

Gue terkesan dengan cerita Dia, Pemberani. Cerita seorang laki-laki yang selalu tergoda untuk mencoba hal-hal yang menantang maut. Demi mencapai kesenangan, kepuasan, orang gak peduli lagi. Semakin  menantang, semakin mengasyikan.

Sebuah  kutipan indah, membuat cerita dalam Kota Abu-Abu jadi indah dan berwarna. Kalau membaca ini, jadi ingat Negeri Senja � SGA (tapi, gue gak ngebandingin lhoo.. cuma inget aja). Kutipannya adalah

--- �Duniaku sudah indah,� � �Karena ini dunia yang kutahu.� --- (hal. 67)

--- �Aku tak masalah dengan kota ini,�� �Aku nyaman di sini.� --- (hal 70)

Mungkin kepasrahan seseorang, kepuasan batin, membuat orang akan selalu  nyaman berada di mana pun � seperti Remos. Tapi, dalam diri seseorang mungkin ada jiwa petulang, rasa ingin tahu yang pada akhirnya bisa membuat kita lebih tergoda dan menemukan kenyamanan di tempat lain � seperti Greta.

#bijaksana mood:on

Puncak cerita, memang yang paling absurd  buat gue, or� maksudnya yang paling gak gue mengerti, Selama Kita Tersesat di Luar Angkasa. Tapi, lagi-lagi, di tengah rasa gak mengerti gue ini, gue seolah merasakan gimana batas hidup dan mati itu tipis banget. Para astronot itu udah tau, mereka gak akan bisa selamat. Bayangkan tersesat di luar angkasa, sekeliling langit hitam...  mencekam. Kisah tragis para astronot.

Kalo gue boleh mengambil kesimpulan, gak semua cerita di dalam buku ini sesuatu yang absurd, beberapa cerita buat gue jadi satu hal yang sah-sah aja jika terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Temanya beragam � game online, rumah tangga, perang, banjir, rokok, pegawai yang bosan � sampai yang canggih tentang para astronot. Hanya saja Maggie Tiojakin mampu meracik kisah-kisah ini dengan cara yang gak biasa dan berakhir dengan sesuatu yang juga gak biasa.

Gak puas dengan 14 cerita di atas� tenang� ada kejutan lain dari Maggie�.

Dengarlah Nyanyian Angin



Dengarlah Nyanyian Angin (Kaza No Uta O Kike)
Haruki Murakami @ 1979
Jonjon Johana (Terj.)
KPG � Cet. II, Mei 2013
119 Hal.
(Gramedia Plasa Semanggi)

�Dengarlah Nyanyian Angin� adalah novel pertama Haruki Murakami yang ditulis tahun 1979. Berkisah tentang tokoh �Aku� yang kalau dalam pemikiran gue, adalah seseorang yang �gak jelas mau ngapain sih sama hidupnya. Galau dan tak menentu� Tokoh �Aku� sering mampir ke sebuah bar dan duduk-duduk di sana bersama temannya, Nezumi. Minum bir, ngerokok, jalan-jalan di pantai. Rasanya novel ini penuh dengan botol bir dan asap rokok, sesekali nyium bau kentang goreng hangat, sambil diiringi musik tahun 1960-1970an.

Berkisah juga tentang hubungan Aku dan kekasih-kekasihnya, hubungan Aku dengan Nezumi, yang benci jadi anak orang kaya. Nezumi, terobsesi jadi penulis � dan ia tidak mau di dalam bukunya ada adegan seks dan kematian. Sementara kekasih-kekasih �Aku� beragam karakternya � ada yang bunuh diri, ada yang melakukan aborsi, tapi gak tau siapa ayah dari bayi itu. Dan semua itu seolah ditanggapi saja dengan tanpa emosi oleh �Aku�.

Membaca buku Haruki Murakami, rasanya memang harus dalam kondisi otak yang �prima�. Biar gak terjebak dalam kebingungan, tak tentu arah baca kisahnya, atau merasa bosan setengah mati. Bahkan untuk buku yang tipis ini. Adakalanya, ketika lagi berusaha keras menyimak buku ini, terbawa alur yang lambat, bikin jadi ikutan ngelamun, lalu kehilangan arah dan akhirnya harus balik lagi beberapa kalimat, atau bahkan membuka lembar sebelumnya biar balik lagi ke jalur yang benar.

Gak ada kejutan yang bikin kita �terlonjak� saat membacanya. Bagi pembaca kaya� gue yang kadang maunya cepet atau ada yang bikin penasaran, ya harus sabar. Bener-bener kaya� lagi berangin-angin� tenang tapi kadang menghanyutkan. Tapi dibandingkan dengan Kafka on Shore atau After Dark, novel yang satu ini lebih �nyata�, gak ada hal-hal yang absurd atau aneh.

Dari beberapa novel Haruki Murakami yang gue baca, selalu ada musik-musik di dalam bukunya. Gak heran sih, ternyata Murakami pernah memiliki sebuah jazz bar yang dikelola bersama istrinya.

Wishful Wednesday 43




Sebenernya sih, untuk buku yang satu ini, udah pernah gue baca� belum lama malahan. Tapi, ya, ampun� Visi Media mengeluarkan buku ini dengan cover yang berbeda. Yang buat gue lebih keren dari cover versi penerbit lain.

Jadi, yah� gak pa-pa lah, untuk berandai-andai� pengen punya buku ini lagi. Ayooo� yang merasa fans berat Agatha Christie, koleksi lagi dong yang cover  baru ini.. hehehe�


Berikut sinopsisnya:

Arthur Hasting tidak sengaja bertemu dengan detektif polisi Belgia, Hercule Poirot, laki-laki dengan tinggi tidak lebih dari 160 cm. Lalu, mereka bekerja sama untuk pertama kalinya untuk mengungkap kasus pembunuhan seorang nyonya besar di perdesaan Inggris. Mampukah Poirot menyusun bukti dan menyeret pembunuh sang nyonya besar? Nikmati karya detektif pertama dari novelis detektif Agatha Christie, "The First Case of Poirot" . Ditambah Laporan investigasi "Misteri 11 Hari Hilangnya Agatha Christie


Mau berkhayal juga, mari ikutan Wishful Wednesday dulu, liat rules-nya dulu ya:
  1. Silakan follow blog Books To Share � atau tambahkan di blogroll/link blogmu =)
  2. Buat posting mengenai buku-buku (boleh lebih dari 1) yang jadi inceran kalian minggu ini, mulai dari yang bakal segera dibeli, sampai yang paling mustahil dan hanya sebatas mimpi. Oya, sertakan juga alasan kenapa buku itu masuk dalam wishlist kalian ya!
  3. Tinggalkan link postingan Wishful Wednesday kalian di Mr. Linky (klik saja tombol Mr. Linky di bagian bawah post). Kalau mau, silakan tambahkan button Wishful Wednesday di posting kalian.
  4. Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah ikut share wishlistnya di hari Rabu =)

Thursday, 15 August 2013

Harry Potter and The Deathly Hallows




Harry Potter and The Deathly Hallows (Harry Potter dan Relikui Kematian)
JK Rowling @ 2007
Listiana Srisanti (Terj.)
GPU � Januari 2008
1008 Hal
Untuk anak 12 tahun ke atas
(via Yuni Zai)

Bingung mau nulis apa tentang buku ini. Buku pamungkas dari seri Harry Potter. Buku yang paling menguras energi karena tebal, menguras emosi karena di dalamnya begitu banyak bagian-bagian yang mencekam, yang bikin haru dan sedih.

Dari awal sudah beraura gelap. Voldemort dan abdi-abdi setianya, para Pelahap Maut semakin merajalela, Kementerian Sihir mereka kuasai, mereka memburu para keturuan Muggle, memata-matai orang-orang yang menentang Voldemort. Harry Potter, Ron dan Hermione memutuskan untuk tidak kembali ke Hogwarts, mereka lebih memilih mencari sisa horcrux untuk menghancurkan Voldemort.

Puncaknya adalah pertempuran di Hogwarts yang melibatkan para guru dan murid, melawan Pelahap Maut. Dan tentu saja bagian puncak yang sangat menegangkan.

Isi buku ini gak melulu penuh adegan kejar-kejaran antara ketiga sahabat ini dengan Pelahat Maut. Ada bagian di mana, kita diajak menelusuri masa lalu Dumbledore � seperti Harry Potter, yang antara percaya dan gak percaya membaca kisah yang ditulis Rita Skeeter. Banyak kebenaran yang terungkap, termasuk siapa Profesor Snape sebenarnya.

Berat banget jadi Harry Potter. Semua bertarung melawan Voldemort, banyak yang mengorbankan nyawa � hiks� teringat beberapa tokoh � guru yang nyentrik, pasangan yang sehidup semati, juga seseorang yang baik hati, lucu dan ceria yang turut jadi korban. Kalau mau sinis, siapa dia Harry Potter ini? Dia kan �cuma� anak kecil yang kebetulan selamat dari kutukan Voldemort, dan seluruh negeri rela mati untuk menyelamatkannya. Tapi, Harry Potter bukanlah sosok hebat dan pintar seperti Hermione. Untung aja dulu dia dititipkan di rumah Uncle Vernon, hingga ia jadi orang yang rendah hati. Andaikata ia ada di lingkungan penyihir, bukan gak mungkin ia bakal jadi orang yang sombong.

Tapi udah ah, gue �cinta� Harry Potter koq� itu hanya sekilas pikiran aja. Harry Potter masih menjadi serial buku favorit gue, yang udah beberapa kali gue baca, tetap gak ada bosennya. Berkali-kali nonton, malah bikin gue bernostalgia� berasa �mengikuti� perjalanan hidup para pemeran Harry Potter, Ron dan Hermione� dari anak-anak culun jadi remaja yang ganteng dan cantik.

Kalo mau ditulis banyak banget yang berkesan � berkesan senang dan juga sebel � bagian 7 Harry Potter, ngebayangin Bellatrix yang �sinting�, atau tas doraemon Hermione � gila ya, sampe tenda aja muat dalem tas itu.. kenapa Harry gak ngumpet di sana aja ya? Heheheh� marahannya Hermione sama Ron, sampai di saat genting eh sempet-sempetnya �kissing��. Tapi� kalo inget pemeran Ginny, kenapa gue gak rela banget ya Harry sama Ginny� kenapa Harry gak naksir Hermione?

Penasaran nih sebenernya, selama rentang tahun 19 tahun itu, Harry Potter ngapain aja? Kerjanya apa? Dan gimana kehidupan Hogwarts setelah pertempuran akbar itu? 

Rasanya gue jadi pengen mengarang-ngarang sendiri �


Tulisan ini dibuat untuk event:


Tags