After Dark
Haruki Murakami @ 2007
Jay Rubin (Terj.)
Vintage Books
244 Hal.
(Books & Beyond � Plaza Semanggi)
Tengah malam� harusnya sih, rata-rata ini waktunya orang sudah ada di rumah, tidur, beristirahat. Itu normalnya. Tapi, ternyata.. mungkin ada sebagian orang justru harus bekerja saat itu � misalnya perawat yang kebagian jaga malam, satpam atau petugas di toko-toko yang buka 24 jam. Itu lagi-lagi mungkin kondisi yang normal. Nah, ada yang tergolong �tak normal�, yaitu orang-orang yang gak betah ada di rumah, orang yang gak bisa tidur , orang-orang yang lebih senang kerja di malam hari karena katanya lebih tenang. Inilah sedikit gambaran para tokoh yang ada di buku After Dark � Haruki Murakami.
Bercerita tentang 7 jam � mulai tengah malam sampai menjelang fajar. Jam-jam yang spooky dan sepi� tapi nyatanya masih banyak orang yang �berkeliaran� di tengah malam itu.
Mari Asai, duduk sendiri di tengah malam, di sebuah restoran. Membaca buku. Pertama yang terlintas adalah �ngapain juga ya?� Secara kebetulan, datang seorang pria bernama Takahashi, yang �kebetulan� kenal dengan kakak Mari, bernama Eri. Mari yang pembawaannya agak dingin, terpaksa menerima Takahashi yang duduk di mejanya. Takahashi adalah seorang pemain trombone yang hendak berlatih bersama band-nya. Berbicaralah Takahashi tentang Eri yang sangat berbeda dengan Mari.
Setelah Takahashi pergi, datanglah seorang perempuan bernama Kaoru. Ia bekerja di sebuah �love hotel� bernama Alphaville. Kaoru meminta bantuan Mari karena Mari bisa berbahasa Cina. Di Alphaville, seorang pelacur � pendatang gelap dari Cina � dipukul oleh pelanggannya.
Setelah itu, Mari Asai dan Takahashi bertemu kembali dan berbicara banyak. Terutama tentang Eri Asai.
Dan, rasanya tak mungkin kalau di dalam buku Haruki Murakami gak ada hal yang �absurd� atau aneh� cerita orang-orang yang bertemu di tengah malam itu �biasa� aja kan� dan.. okeh.. inilah yang aneh, Eri Asai tertidur selama 2 bulan� bukan dalam keadaan koma, bukan sakit atau depresi� hanya tidur� Eri Asai, gadis cantik, snow white di dalam keluarga Asai. Menurut gue, dia gadis yang rapuh. Dibandingkan dengan Mari, yang tampak lebih tough. Meskipun hanya sedikit-sedikit, bagian Eri Asai adalah bagian yang bisa bikin orang yang baca merasa depresi. Entah kenapa gue koq merasa begitu? Mungkin karena di bagian itu, semua begitu sepi dan aneh. Gak jelas apa maknanya
Buat gue, buku ini bercerita tentang kesepian. Misalnya Mari dan Eri, kakak-beradik yang berbeda, yang juga perlakuannya di rumah sering dibedakan oleh orang tuanya, tapi toh, ternyata diam-diam menyimpan rasa ingin saling curhat, ingin lebih dekat sebagai saudara kandung. Atau, Takahashi, memiliki ayah yang pernah mendekam di penjara saat ia masih kecil, sementara ibunya meninggal karena kanker. Bahkan para pekerja di Alphaville, memilih �menyembunyikan� diri mereka dengan bekerja di hotel yang tidak membuat mereka harus menyapa para tamu, melarikan diri dari kehidupan yang terang-benderang dan hiruk-pikuk kesibukan di kota.
Pada awal gue mengenal karya Haruki Murakami lewat Kafka on Shore, gue bisa menikmati tulisannya, meskipun pakai acara berpikir dan gak ngerti. Tulisannya memang �aneh�, membingungkan, tapi tokoh-tokohnya unik menurut gue. Seperti di dalam cerita ini, Takahashi yang jadi tempat curhat Eri dan Mari Asai, padahal keduanya belum mengenal Takahashi terlalu dekat, Eri Asai yang namanya berulang kali jadi topik pembicaraaan, tapi dia hanya tampil sebagai tokoh yang pasif, Mari, gadis 19 tahun, yang juga ingin dianggap �berarti� tanpa harus dibandingkan dengan kakaknya, lalu ada Kaoru, perempuan yang �gagah�.
Judul buku ini diambil dari judul sebuah lagu - Five Spots After Dark
Judul buku ini diambil dari judul sebuah lagu - Five Spots After Dark
Haruki Murakami, penulis Jepang yang karya-karyanya dideskripsikan sebagai tulisan yang �mudah dimengerti, tapi kompleks�. Dua bukunya yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia adalah Norwegian Wood, Kafka on Shore dan Dengarlah Nyanyian Angin (Hear the Wing Sing)
#Posting bareng Maret_BBI kategori: Sastra Asia
No comments:
Post a Comment